Kemarin, secara tidak sengaja aku membaca salah satu cerita di Instagram. Kira-kira seperti ini ceritanya:
Ada seorang yang membuka bisnis kebun binatang. Di pintu masuknya, dia pasang tarif tiket 300 ribu rupiah/orang, tapi tidak ada satu orang pun yang masuk. Karena beberapa lama tidak ada pengunjung maka harga tiket pun ia turunkan menjadi 200 ribu rupiah, dan tetap tidak ada satu orang pun yang mau masuk.
Dikarenakan masih tidak ada juga pengunjung, akhirnya ia kembali menurunkan tarif tiket menjadi 100 ribu. Namun, tetap tidak ada pengunjung yang masuk. Akhirnya ditulislah pengumuman:
“MASUK GRATIS”
Kemudian banyak orang yang masuk.
Ketika pengunjung di dalam penuh, si pemilik mengunci pintu keluar kebun binatang, lalu dia membuka semua pintu kandang binatang buas. Singa, Harimau, Serigala, Ular, semua keluar. Para pengunjung berebutan berlari ke pintu keluar. Tapi di pintu tersebut telah ditulis:
“KELUAR BAYAR 5 JUTA RUPIAH!”
Anehnya, kali ini banyak orang berebut bayar.
Cerita di atas mengajarkan kepada kita bahwa masih banyak orang yang enggan menjaga kesehatan, setelah jatuh sakit baru deh sadar kalau kesehatan itu mahal sekali harganya.
Apalagi di zaman yang serba instan seperti saat ini, gaya hidup manusia semakin hari semakin memprihatinkan. Dari pola hidup yang tidak sehat sampai mengonsumsi makanan yang dapat merusak tubuh. Makanya tidak heran kalau sekarang banyak orang yang cepat jatuh sakit, salah satunya yaitu terkena penyakit diabetes.
Aku punya teman, sebut saja Tian. Dia sudah lama mengidap penyakit diabetes, ironisnya usia dia masih muda dan tidak ada gen diabetes dari keluarganya. Kata dokter, dia terlalu banyak mengonsumsi makanan dan minuman yang manis dan minim melakukan aktivitas fisik.
Tian juga gemar mengonsumi minuman manis dalam kemasan yang banyak dijual di minimarket. Saat hangout bareng teman-temannya di cafe, dia juga sering memesan minuman ‘ngehits’ seperti boba atau kopi dengan kadar gula yang cukup tinggi. Padahal jenis-jenis minuman tersebut adalah ‘racun’ bagi tubuh.
Kini setelah didiagnosa mengidap penyakit diabetes, dia sudah mulai meninggalkan kebiasaan tersebut. Dia juga sering ‘menceramahi’ saya agar menjaga pola hidup sehat, makan dengan gizi seimbang dan olahraga yang teratur.
Dari kejadian di atas akhirnya aku jadi bertanya-tanya, apakah penyakit diabetes hanya disebabkan karna mengonsumsi makanan dan minuman yang manis saja? Adakah faktor lain yang mempengaruhi? Lalu seperti apa dampak diabetes terhadap tubuh dan bagaimana cara mengobatinya?.
Semua pertanyaanku terkait diabetes akhirnya terjawab saat aku mengikuti event Press Conference Diabetes Day bersama Sun Life Indonesia pertengahan november lalu yang bertepatan dengan Hari Diabetes Dunia.
Antusiasme teman-teman blogger saat mengikuti Press Conference Diabetes Day bersama Sun Life Indonesia
APA ITU DIABETES?
Diabetes melitus atau yang lebih dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit gula atau kencing manis adalah suatu penyakit metabolik yang diakibatkan oleh meningkatnya kadar glukosa atau gula darah. Gula darah sangat vital bagi kesehatan karena merupakan sumber energi yang penting bagi sel-sel dan jaringan.
Menurut dr. Dante Saksono Sp.PD, PhD, Spesialis Kelenjar (Endokrinologi) dari RSCM, secara umum orang yang beresiko tinggi terkena diabetes yaitu:
- Orang dari etnik tertentu
- Berat badan berlebih
- Aktifitas fisik yang kurang
- Diet yang tidak seimbang
Ada dua jenis utama diabetes, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Keduanya memiliki faktor resiko diabetes yang berbeda-beda.
Faktor risiko diabetes tipe 1:
- Faktor riwayat keluarga atau keturunan
- Faktor geografi
- Faktor usia. Penyakit ini paling banyak terdeteksi pada anak-anak usia 4-7 tahun, kemudian pada anak-anak usia 10-14 tahun.
- Faktor pemicu lainnya, seperti mengonsumsi susu sapi pada usia terlalu dini, air yang mengandung natrium nitrat, sereal dan gluten sebelum usia 4 bulan atau setelah 7 bulan, memiliki ibu dengan riwayat preeklampsia, serta menderita penyakit kuning saat lahir.
Faktor risiko diabetes tipe 2:
- Berat badan berlebih atau obesitas.
- Distribusi lemak perut yang tinggi.
- Gaya hidup tidak aktif dan jarang beraktivitas atau berolahraga.
- Riwayat penyakit diabetes tipe 2 dalam keluarga.
- Ras kulit hitam, hispanik, Native American, dan Asia-Amerika, memiliki angka pengidap lebih tinggi dibandingkan dengan ras kulit putih.
- Usia di atas 45 tahun, walaupun tidak menutup kemungkinan dapat terjadi sebelum usia 45 tahun.
- Kondisi prediabetes, yaitu ketika kadar gula darah lebih tinggi dari normal, tapi tidak cukup tinggi untuk diklasifikasikan sebagai diabetes.
- Riwayat diabetes saat hamil.
- Wanita dengan sindrom ovarium polikistik, yang ditandai dengan menstruasi tidak teratur, pertumbuhan rambut berlebihan, dan obesitas.
Diabetes dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa. Di Indonesia sendiri tercatat 10,27 juta penduduk menderita diabetes. Bahkan Indonesia menduduki urutan ke-6 dengan penderita diabetes terbesar di Dunia setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brazil dan Meksiko. Diperkirakan antara tahun 2000-2035 akan meningkat hingga 150% (Data WHO untuk wilayah Asia Tenggara termasuk Indonesia).
APA SAJA GEJALA DIABETES ITU?
Gejala Prediabetes |
Beberapa gejala yang sering dirasakan oleh penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2 adalah sebagai berikut:
- Sering merasa haus.
- Frekuensi buang air kecil meningkat, terutama pada malam hari.
- Rasa lapar yang terus-menerus.
- Berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
- Lemas dan merasa lelah.
- Pandangan yang kabur.
- Luka yang lama sembuh.
- Sering mengalami infeksi pada kulit, saluran kemih, gusi, atau vagina.
Jika kita merasakan beberapa gejala di atas bisa jadi kita terkena penyakit diabetes. Namun, akan lebih baik kalau kita memeriksakan diri kedokter terlebih dahulu. Sebab, ada juga prediabetes yang dapat menyerang tanpa menunjukkan gejala tertentu.
Prediabetes merupakan peringatan awal dari penyakit diabetes. Kondisi ini terjadi ketika kadar gula darah mulai melebihi batas normal, namun belum terlalu tinggi untuk dapat dikategorikan sebagai penyakit diabetes. Salah satu ciri hejala prediabetes yaitu adanya garis hitam di belakang leher. Jika tidak segera diantisipasi, kondisi prediabetes bisa menjadi diabetes yang sangat rawan terhadap komplikasi berbagai penyakit.
PERLU DIINGAT, DIABETES ADALAH PENYAKIT YANG BERBAHAYA DAN MEMATIKAN
Ketika ada orang didiagnosa penyakit jantung, paru-paru, kanker atau penyakit berat lainya kebanyakan orang merasa takut dan was-was. Tetapi saat mendengar penyakit diabetes, kebanyakan orang bersikap biasa-biasa saja. Dari sini dapat diketahui bahwa masih banyak masyarakat yang belum memiliki kesadaran kalau diabetes adalah penyakit yang berbahaya. Padahal jika sudah komplikasi, diabetes bisa menjadi penyakit yang mematikan, seperti Stroke, Luka pada kaki yang berisiko amputasi, Infeksi, Penyakit jantung koroner dan penyakit arteri perifer, Gagal ginjal kronis. Kerusakan mata dan kebutaan, Kolesterol tinggi, Tekanan darah tinggi, Masalah pendengaran, Alzheimer dan lain-lain.
dr. Dante Saksono Sp.PD, PhD |
Masih rendahnya literasi diabetes di tengah masyarakat Indonesia juga dipertegas oleh dr. Dante Saksono Sp.PD, PhD. ”Hasil Survey FKUI RSCM-Divisi metabolik endokrin menemukan 1 dari 8 orang di Jakarta terkena diabetes, dan 2 dari 3 orang yang terkena diabetes tidak mengetahui kalau dirinya terkena diabetes. Peningkatan pemahaman dan upaya pencegahan terhadap diabetes menjadi sebuah keharusan.
Dr Dante Saksono Sp.PD, PhD, menambahkan, “68% penduduk Indonesia menilai bahwa diabetes adalah penyakit yang disebabkan oleh faktor keturunan saja. Padahal gaya hidup yang tidak sehat menjadi faktor utama seseorang menderita diabetes, khususnya tipe 2. Adapun 30% penderita diabetes di Indonesia sudah memahami tentang diabetes dan penanganannya”.
KENALI DAN CEGAH DIABETES SEJAK DINI
"Mencegah lebih baik dari pada mengobati"
Selama ini kita tahu bahwa rumah sakit adalah tempat untuk orang-orang yang sakit. Padahal rumah sakit juga ditujukan untuk orang-orang yang sehat loh. Jika kita rutin ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan secara berkala kita akan mengetahui kesehatan tubuh kita. Itu sebabnya, kenali tanda-tanda awal prediabetes sejak dini untuk mengurangi risiko terkena diabetes sepenuhnya. Deteksi dini jauh lebih murah dan mudah dibandingkan mengobati diabetes.
Selain itu, imbangi juga dengan pengaturan pola makan dan melakukan aktivitas sehat fisik seperti berolahraga. Adapun Jenis-jenis olahraga yang disarankan adalah aktivitas aerobik seperti berjalan kaki, bersepeda, berlari, maupun berenang.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap penyakit diabetes, Sun Life Indonesia Serukan #TeamUpAgainstDiabetes melalui ‘Virtual Run’.
Di momen Hari Diabetes Dunia, PT Sun Life Financial Indonesia (“Sun Life Indonesia”) kembali mempertegas komitmennya dalam upaya melawan diabetes di tanah air. Menjadi bagian dari kampanye ‘Live Healthier Lives’, salah satu upaya Sun Life Indonesia dalam membantu meningkatkan pemahaman dan kepedulian terkait diabetes, diwujudkan melalui aktivitas ‘Sun Life Virtual Charity Run’.
Elin Waty, Presiden Direktur PT Sun Life Financial Indonesia menyatakan “Penyakit diabetes tengah menjadi ancaman kesehatan global, yang jika tidak segera ditangani secara serius, akan mengakibatkan pada rendahnya kualitas generasi bangsa, serta kerugian ekonomi yang signifikan. Inilah mengapa, secara global, Sun Life menunjukkan komitmennya dalam upaya bersama melawan diabetes.
“Dengan melibatkan duta kampanye ‘Live Healthier Lives’: Ibnu Jamil dan Kelly Tandiono, serta memanfaatkan jangkauan digitalisasi yang luas dan peran penting komunitas, kami mengajak lebih banyak masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam gerakan kolektif melawan diabetes, #TeamUpAgainstDiabetes”. Ungkap Shierly Ge, Chief Marketing Officer Sun Life Indonesia.
YUK LARI BARENG SUN LIFE
Sun Life Virtual Charity Run merupakan sebuah ajang lari virtual yang diadakan oleh Sun Life Indonesia yang merupakan asuransi jiwa dan kesehatan terbesar di Indonesia. Mengusung tema #TeamUpAgainstDiabetes, setiap kilometer yang ditempuh akan dicatat dan dikonversi menjadi donasi untuk membantu edukasi, pencegahan, serta penanganan diabetes di Indonesia. Setiap 1 km dikonversi menjadi Rp100.000.
Tertarik ikutan lari bareng Sun Life? Bergabunglah dan pilih jagoanmu #TeamIbnu atau #TeamKelly? Yuk, langsung klik syarat dan ketentuanya di sini .
Ayo bergabung bersama Sun Life untuk bersama-sama melawan diabetes di Sun Life Resolution Run Indonesia 2020!
Posting Komentar